Wawancara Andi Arief: “Prabowo Terlibat, tapi Tak Mungkin Sendiri”

Wawancara Andi Arief Prabowo Terlibat, tapi Tak Mungkin Sendiri
Wawancara Andi Arief Prabowo Terlibat, tapi Tak Mungkin Sendiri

Jadi, polisi tahu siapa yang menculik Anda?

Jelas mereka saling kenal, minimal secara kesatuan. Dan, pasti ada koordinasi sebelumnya. Mabes Polri tidak mungkin gegabah menerima begitu saja, dan berhak menolak. Memang aneh kenapa saya tidak langsung ditahan di Polda saja sejak awal.

Kini, tujuh (awal pekan ini sudah 10) anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ditahan sebagai tersangka penculikan. Komentar Anda?

Saya melihat bahwa ini bukan cuma pekerjaan satu kesatuan. Saya tidak punya bukti materiil, hanya berdasar bentuk-bentuk interogasi penculik. Interogasinya mulai dari prinsip ideologi sampai ke prinsip organisasi. Saya melihat, ini kerja sistematis dan prosedural dalam pola standar militer (Angkatan Darat). Jadi, tidak fair kalau hanya menyalahkan satu kesatuan atas penculikan yang berlangsung sejak lama–Tanjungpriok, Aceh, Peristiwa 27 Juli, dan sebagainya. Tidak fair kalau hanya menyalahkan Prabowo. Betul ia terlibat, tapi tak mungkin sendiri.

Ketika penculikan Pius dan Desmond, Prabowo masih Komandan Jenderal Kopassus. Ketika saya diculik, Komandan Jenderal Kopassus sudah lain, dan Pangabnya, Wiranto. Kalau ini pekerjaan oknum, tidak akan ada penculikan berikutnya.

Jadi, menurut Anda, siapa yang memberi perintah penculikan itu: Prabowo atau yang lebih tinggi?

Bisa dijawab dari Panglima Tertinggi (Pangti) ABRI. Tapi, bisa juga ditafsirkan lain, mengingat nama Benny Moerdani begitu sering disebut (oleh para penculik). Mungkin dari faksi tertentu yang dominan di ABRI yang menganggap Benny Moerdani masih kuat dan patut disingkirkan.

Baca Juga  Perkataan Siti Fadilah Supari yang Sedang Viral