Wawancara Andi Arief: “Prabowo Terlibat, tapi Tak Mungkin Sendiri”

Wawancara Andi Arief Prabowo Terlibat, tapi Tak Mungkin Sendiri
Wawancara Andi Arief Prabowo Terlibat, tapi Tak Mungkin Sendiri

Maksud Anda dengan faksi, apakah itu faksinya Prabowo?

Bisa jadi. Di kalangan tentara, dia yang paling kasat mata membenci Benny.

Apakah penculik Anda itu dari Kopassus?

Saya tak mengatakan semuanya dari Kopassus. Cuma, karena dari Bakaheuni ke Kebonjeruk penutup mata saya dibuka, jadi saya mengenali wajah mereka. Tiga orang berambut pendek dan dua berambut gondrong.

Mereka cukup menguasai masalah politik, sosial, dan ekonomi. Tiga dari mereka pernah ditempatkan di Timor-Timur, dan salah satu yang duduk di depan, mungkin komandannya, mengaku baru beberapa pekan pulang dari Inggris. Usia si komandan dan anak buahnya rata-rata di bawah 40 tahun. Yang asing buat saya, para penculik itu salat.

Katanya di Pelabuhan Bakauheni para penculik ribut dengan petugas?

Waktu itu mobil harus antre masuk ke feri, mobil Toyota Kijang penculik berusaha menyerobot ke depan. Petugas parkir yang ada mengingatkan mereka, kemudian terjadi ribut-ribut. Lalu, polisi datang, juga ribut dengan para penculik. Belakangan dua orang polisi militer datang. Mereka ribut sebentar, namun polisi militer itu akhirnya pergi setelah seorang penculik memperlihatkan secarik kertas. 

Kertas apa itu?

Tidak tahu. (Menurut sumber D&R, penculik itu memperlihatkan surat tugas dari kesatuan Kopassus. Dari sinilah mungkin Pusat Polisi Militer ABRI memulai pengusutannya).

Apakah mereka juga yang mengurus Anda di tempat penyekapan.

Selama di penyekapan, bukan orang-orang itu lagi yang mengurus saya. Yang menginterogasi, merawat saya, memberi makan, menjaga ruang atas dan bawah sudah beda orangnya. Di tempat penyekapan, saya mendengar suara terompet, suara modem, rig (alat komunikasi radio) di tempat itu.

Menurut Anda, bagaimana nasib mereka yang belum pulang?

Saya enggak tahu apakah mereka mati atau masih hidup. Yang jelas, nama Herman Hendrawan, Bimo Petrus, dan Suyat sering disebut-sebut para penculik itu. Bahkan, mereka hafal perilaku Herman, Petrus, dan Suyat. Saya menduga si penculik telah berinteraksi dengan mereka. Jadi, saya yakin mereka di situ meski tidak bertemu. Yang mengherankan saya mengapa mereka tidak segera dikeluarkan.

Baca Juga  Paskibraka Asal Sumbar Sempat Ditunjuk Bawa Baki, Diganti di Detik Terakhir dengan yang Tanpa Jilbab