Tanggung jawab tercermin dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya, serta dalam meniaga amanah yang diberikan. Pembentukan akhlak karimah juga melibatkan konsistensi dalam berbuat baik dan keteladanan dari orang-orang di sekitar, sehingga nilai-nilai mulia tersebut tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi juga dihayati dan diamalkan dalam setiap aspek kehidupan.
Pengalaman praktis dalam pembelajaran yang mendukung pembentukan akhlak karimah meliputi teladan guru yang jujur dan sabar. Kegiatan gotong royong yang menumbuhkan kepedulian diskusi kelompok yang memperdalam pemahaman nilai moral, proyek sosial yang menumbuhkan empati, dan pemberian penghargaan yang memotivasi perilaku baik.
Sebaliknya, pengalaman yang bertentangan dengan pembentukan akhlak karimah mencakup perilaku bullying yang merusak akhlak, kecurangan dalam ujian yang mengajarkan ketidakjujuran, diskriminasi yang merusak persatuan, guru yang tidak memberikan teladan yang baik, dan kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung pembentukan akhlak mulia melalui teladan, pembiasaan, dan komunikasi efektif.
Tantangan dalam pembentukan akhlak karimah meliputi konsistensi dalam berbuat baik di tengah pengaruh lingkungan yang beragam, pengendalian diri dari godaan, pentingnya keteladanan yang baik, dan penggunaan teknologi yang bijak. Namun, dari proses tersebut, hikmah yang didapatkan adalah bahwa akhlak karimah merupakan investasi jangka panjang yang membawa kebahagiaan dan kemudahan dalam hidup, menjadi ciri orang beriman, serta dapat dipelajari dan dikembangkan melalui usaha sadar.
Rencana aksi penerapan materi pembentukan akhlak karimah dalam kegiatan pembelajaran akan diintegrasikan secara holistik melalui beberapa strategi:
1. Pertama, guru akan memberikan teladan langsung dengan menunjukkan sikap jujur, sabar, dan penuh kasih sayang dalam interaksi sehari-hari, serta mengakui kesalahan dan meminta maaf ketika diperlukan
2. Kedua, kegiatan gotong royong seperti membersihkan kelas dan proyek sosial akan diimplementasikan secara rutin untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial.
3. Ketiga, diskusi kelompok tentang nilai-nilai moral akan diintensifkan memberikan ruang. bagi siswa untuk berpendapat dan mengembangkan pemahaman mendalam.
4. Keempat, proyek sosial yang melibatkan kunjungan ke panti asuhan atau lingkungan sekitar akan diintegrasikan untuk menumbuhkan empati dan rasa syukur.
5. Kelima, sistem penghargaan akan diterapkan untuk memotivasi perilaku positif, sementara kasus bullying dan kecurangan akan ditangani dengan tegas melalui pendekatan restoratif.
6. Keenam komunikasi terbuka antara guru dan siswa akan diutamakan untuk membangun saling pengertian dan menghormati, serta memanfaatkan teknologi secara bijak dalam pembelajaran.
7. Ketujuh, keterlibatan orang tua akan ditingkatkan melalui pertemuan rutin dan komunikasi aktif mengenai perkembangan akhlak siswa, menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan mendukung pembentukan akhlak karimah. Jawaban Lainnya cek DISINI