“Puncaknya satu malam dia lagi cuti di Palembang, aku suruh pulang aja karena dia nggak mau cerita dan diam terus, akhirnya aku keluar nada tinggi, baru ada obrolan,” sambungnya.
Tak berselang lama, setelah sang kekasih kembali bekerja di Jakarta, Tari mengaku WhatsApp-nya diblokir. Dia baru sadar karena tidak mendapat kabar apa-apa dari kekasihnya.
Keesokan harinya, lanjut Tari, sejumlah keluarga dari calon pengantin laki-laki datang ke rumahnya dan menyampaikan pembatalan pernikahan itu. Menurut Tari, permintaan membatalkan pernikahan itu sudah pernah terjadi sebelumnya. Ini yang kedua kali.
Saat dihubungi detikSumbagsel, Tari mengaku dirinya mengunggah curhatan itu ke media sosial atas kemauannya sendiri dan dalam kondisi sadar. Dia menampik sengaja mencari simpati, melainkan hanya ingin berbagi cerita agar tidak ada yang mengalami hal serupa.
“Iya benar, saya sendiri yang memposting batal menikah tersebut,” kata Tari dihubungi Selasa (13/2/2024).
Dia mengaku pembatalan pernikahan itu diputuskan oleh keluarga kekasihnya, YD. Semua mereka berencana menikah pada 27 Januari 2024, tetapi ditunda menjadi 30 Juni 2024.
“Saya lamaran pada Oktober 2023 bertepatan dengan ultah saya yang ke-24 tahun. Awalnya (rencana menikah) 27 Januari, terus batal dengan alasan tidak jelas. Terus rencana 30 Juni ini namun batal lagi,” terangnya.
Tari mengaku tidak tahu alasan pihak laki-laki membatalkan pernikahan tersebut dan memutuskan hubungan secara sepihak. Namun dia mengatakan sudah ikhlas dan tidak mau terpuruk akibat kejadian ini.
“Tidak ada kabar sampai sekarang dan menghilang begitu saja,” pungkasnya.