Bagaimana dengan yang lain, misalnya Dedy Hamdun, Yanni Afri?
Saya tidak pernah bertemu suara atau tatap muka dengan mereka, kecuali dengan Faisol Reza dan Waluyo Jati serta Haryanto Taslam. Tapi, nama mereka sering disebut para penculik dalam interogasi. Bahkan, kalau malam hari, dua penjaga saya suka ngobrol. Mereka bilang, “Mas Andi kalau diinterogasi yang benar, jangan seperti teman-teman yang lain itu.” Jadi, saya berkesimpulan, mereka ada di situ. Para penjaga itu masih muda-muda dan baik. Mereka memberi saya rokok dan kopi.
Menurut Anda, di mana Anda disekap?
Saya enggak tahu persis. Hanya, saya bisa kasih bayangan, perjalanan satu jam dari pintu tol Kebonjeruk Sabtu sore itu dalam keadaan macet. Kedua, di daerah itu bisa menerima dua saluran radio, Bogor dan Jakarta.
Apa, sih, yang dicari oleh para penculik itu?
Materi interogasi mewakili sebuah rezim yang berkuasa. Meskipun disinggung nama Benny Moerdani, Megawati, Amien Rais, Gus Dur, secara umum mereka mewakili kepentingan rezim yang berkuasa, untuk melihat potensi-potensi yang bisa menjatuhkan mereka. Saya ditekan apakah ada hubungan dengan Benny.
Soal SMID dan PRD lebih pada taktik, manifesto, juga tentang deklarasi, struktur organisasi serta Peristiwa 27 Juli, kasus bom Tanahtinggi, serta peran saya dalam Mega-Bintang. Mereka tanya soal pendanaan serta ideologi.
Apakah Anda juga disiksa?
Tidak terlalu berat.