Metode Penelitian Sejarah
Tahap-tahap dalam metode penelitian sejarah adalah sebagai berikut:
(1) Pemilihan topik atau rencana penelitian.
(2) Heuristik.
(3) Verifikasi atau kritik sumber.
(4) Interpretasi atau penafsiran sejarah.
(5) Historiografi.
Pembahasan
1. Pemilihan topik atau rencana penelitian.
Langkah pertama yaitu memilih topik yang akan diteliti. Perlu kamu ketahui, topik dan judul adalah dua hal yang berbeda. Sebuah topik dapat menghasilkan beberapa judul, bersifat abstrak, dan cakupannya luas. Sedangkan satu judul hanya bisa dipakai dalam 1 penelitian sejarah, bersifat fokus, dan spesifik.
Contoh: Kamu ingin membuat buku dengan topik Perang Dunia II. Maka, alternatif judul penelitiannya bisa berupa ‘Penyerangan Jerman ke Kota Danzig’, ‘Serangan Pearl Harbor’, atau ‘Dampak Perang Dunia II terhadap Indonesia’.
2. Heuristik
Tindakan pada langkah ini berupa kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber, baik sumber primer maupun sekunder.
Heuristik berasal dari kata Yunani ‘heuriskein’ yang artinya mencari atau menemukan. Jadi, dalam sejarah, heuristik merupakan tahap pencarian dan pengumpulan sumber mengenai masalah yang diteliti. Tujuannya agar peneliti bisa menghasilkan penelitian yang bermutu dengan informasi sebanyak-banyaknya.
Jenis dan Cara Memperoleh Sumber Sejarah
Sumber Tulisan
Sumber ini berbentuk naskah, arsip, buku, atau tulisan di prasasti. Kamu bisa mencarinya di Gedung Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional, Museum, serta lembaga tertentu tergantung dari topik yang kamu bahas.
Sumber Lisan
Sumber ini diperoleh dari kesaksian pelaku atau saksi peristiwa di masa lalu. Kamu bisa mewawancarai mereka secara langsung atau via telepon. Akan tetapi, perlu sedikit usaha untuk mendapatkan sumber lisan karena tidak semua orang mau diwawancarai. Kamu harus bertanya dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
Sumber Benda
Pasti kamu sudah tahu dong sumber benda itu seperti apa? Yup, betul! Sumber benda dapat berwujud artefak dan fosil. Kamu bisa menemukannya di museum, cagar budaya, atau objek wisata bersejarah.
Sumber Audio, Visual, dan Audiovisual
Sumber ini berbentuk rekaman suara, rekaman gambar, dan barang-barang yang digunakan dalam peristiwa bersejarah. Misalnya, rekaman saat Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi, video pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles di Inggris, serta benda-benda yang mereka gunakan seperti pakaian, aksesoris, hingga kendaraannya.
Tahap ketiga yaitu verifikasi. Verifikasi adalah proses pemeriksaan terhadap keaslian dan kebenaran sumber sejarah. Tujuannya untuk menguji fakta sejarah dari sumber yang peneliti dapatkan.
3. Verifikasi atau kritik sumber.
Jenis Verifikasi
Ada dua jenis verifikasi dalam penelitian sejarah, yaitu kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik Ekstern
Ekstern artinya berhubungan dengan fisik atau hal-hal dari luar. Di tahap ini, peneliti menguji keaslian sumber sejarah secara fisik dan bahan lewat pancaindera. Misalnya struktur batuan prasasti, warna kertas, ejaan yang digunakan dalam teks proklamasi, dan sebagainya.
Kritik Intern
Intern artinya dari dalam, atau berhubungan dengan informasi yang tercantum dalam isi sumber sejarah. Di tahap ini, peneliti menguji apakah informasi tersebut sesuai fakta atau justru sebaliknya. Misalnya, ketika mempunyai sumber berupa tulisan, peneliti bisa memeriksa keasliannya lewat kop surat, stempel, atau tanda tangan pihak-pihak yang bersangkutan.
4. Interpretasi atau penafsiran sejarah.
Menganalisis dan mencari hubungan antara fakta yang satu dengan yang lainnya. Interpretasi adalah tahap keempat penelitian sejarah. Peneliti memberikan penafsiran, pendapat, dan analisis dari fakta yang telah diperoleh dan diverifikasi. Fakta-fakta tadi akan dihubungkan hingga membentuk rangkaian peristiwa dan maknanya.
Kalau dipikir-pikir, interpretasi ini mirip kayak main puzzle, lho. Kita mencoba menyusun potongan-potongan puzzle sampai terlihat keseluruhan gambar aslinya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tahap interpretasi harus dilakukan secara selektif dan tidak melebar kemana-mana. Hanya fakta yang penting dan sesuai dengan topik yang bisa kamu interpretasikan.
Jenis Interpretasi
Pada penelitian sejarah, terdapat dua jenis interpretasi, yaitu Interpretasi Analisis dan Interpretasi Sintesis.
Interpretasi Analisis
Interpretasi analisis mengharuskan peneliti untuk menguraikan fakta-fakta sejarah. Misalnya, judul penelitian kita adalah “Perkembangan Partai Politik dalam Pemilu Indonesia tahun 1955-1971”. Setelah sumber diperoleh dan diverifikasi, kita bisa menguraikan jumlah partai, jumlah pemilih, serta tahun pelaksanaan Pemilu pada periode tersebut.
Interpretasi Sintesis
Sedangkan interpretasi sintesis, peneliti menghubungkan rangkaian peristiwa yang terjadi untuk memperoleh suatu kesimpulan. Contoh nih, pada tahun 1955 ada 29 partai yang berpartisipasi di Pemilu, kemudian pada tahun 1971 hanya ada 10 partai yang ikut. Artinya, jumlah peserta partai politik dari tahun ke tahun terus menurun.
5. Historiografi.
Historia berasal dari kata ‘historia’ dan ‘grafein’ yang berarti penulisan sejarah. Kalau di tahap sebelumnya kita sudah menentukan, mencari, memeriksa, dan memaknai fakta sejarah, di tahap ini kita sudah bisa mulai menulis hasil penelitian.
Membuat laporan penulisan hasil penelitian sejarah serta merumuskan kesimpulan.